Aku tahu siapa kau Digerakan Tuhan Maha Suci Kini......... aku dihinggapi panas. Panas.......panas......dahaga menjelma. Harapan .........Kau turun. Panas........Dahaga batin terobati. Kau...........Pusaka sepanjang zaman. Pusaka pengobat.......Derita batin.
PENJELASAN
Puisi/tembang pantauan terhadap Sang Hiang Rakian Sakti oleh rakyat Nusantara (Aji Sai) maksudnya dipantau oleh situasi hukum/politik di Nusantara (Maja Pahit) yang telah diperinatakan (peringatan pendahuluan) dengan berbagai peristiwa/pertanda di zaman yang lalu antara lain ramalan adanya Ken Dedes dan ramalan Prabu Jayabaya dan sebagainya
HAKEKAT PANTAUAN
1. Pantauan terhadap Sang Hiang Rakian Sakti atau HIK (falsafah jaya sempurna).
2. Dikiaskan : Sang Hiang Rakian Sakti dipantau. Supaya turun dari bumbungan matahari (Haribaan Tuhan Yang Maha Esa) untuk memperadap manusia dengan hukum Peradapan itu yang pernah diturunkan oleh beliau sebagai Aji Saka (Si Pahit Lidah), pantauan ini telah dilaksanakan rakyat di Pusat Kerajaan Aji Sai (Haji Sakti) yakni diadatkan dalam berbagai upacara adat (memperingati dan sebagainya), atau upacara khusus (memantau) memohon kedamaian antara lain Sabung Hiang. Pantauan dilaksanakan dengan tembang-tembang /pantun-pantun (nderas) dan sebagainya, disertai kelintang (gamelan) dengan lagu (irama) khusus untuk itu. Pantauan merupakan tradisi rakyat Pusat Kerajaan Aji Sai terutama sejak masa beliau sebagai aji saka (si pahit lidah)
3. Pantauan untuk perorangan (khususnya masyarakat Buay Haji) yang maksudnya mohon perlindungan dan sebagainya dari sang hiang rakian sakti/Pangeran Surya Negara/(Nabi Khaidir as) dengan cara :
a. Niat, mantra dan doa.
b. Sambil mengucapkan itu dan memohon, yang bersangkutan berdiri diatas kaki kiri menghadap matahari hidup(timur)
c. Hakekat berdiri diatas kaki kiri, menghadap pada Tuhan Yang Maha Esa melalui Nabi Khaidir as (Sang Hiang Rakian Sakti) sebagai manusia tunggal (satu-satunya mengemban tugas Tuhan Yg Maha Esa sepanjang Zaman (sampai hari kiamat.
d. Umumnya cara ini dilakukan karena keadaan mendesak.
Sabung Hiang merupakan kiasan perkelahian (pertarungan) antara Aji Saka (Si Pahit Lidah) dengan Prabu Niska (Si Mata Empat) yang mengandung unsur (hakekatnya) beradu kesaktian. Kesaktian asli dari Tuhan Yang Maha Esa dan kesaktian ciptaan manusia biasa (Zolim/Iblis). Jadi Sabung Hiang mengkiaskan (tersirat) bah a pertarungan antara Hukum kebenaran (HIK) dengan Hukum buatan manusia biasa.
Jumat, 16 September 2011
Pantauan Pusaka
Diposting oleh
inzankelana
di
09.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Adapun kepulauan nusantara ini pernah d datangi bangsa Yunan dri daratan Indocina pda abad2 5_6 sblm Masehi, yg sblm bangsa itu dtng scra b...
-
Sang Hiang Rakian Sakti (santhy) terkenal di Haji Sakti (Sengang, Saka) hidup sampai hari Kiamat sejak dunia masih dalam Proses dibentuk Tu...
-
HILANG TAPI TAK HILANG 1. Aku tergantung tak bertali......... 2. Menempel tak melekat. 3. Mengambang tak karena alam 4. Di udara bebas ...
Blog Archive
-
▼
2011
(27)
-
▼
September
(15)
- HUKUM LELUHUR / INTI KETUHANAN (FALSAFAH JAYA SEMP...
- MANUSIA BERADAP DAN PERADABAN
- NURILLAHI ADALAH CAHAYA KEHIDUPAN (KEGIATAN) YANG ...
- MASUKNYA ISLAM KE SUMATRA SELATAN
- PERANG PEMATANG JERING, BILAH-BILAH PAUH SAKA AJI ...
- Prabu Muda Menuntut Palembang
- Ratu Adil
- Skala Berak atau Pesagi
- Sumpah Supartung
- Pantauan Pusaka
- Riwayat Haji Abdullah
- BATU NISAN MAKAM SANG HIANG RAKIAN SAKTI DI SAKA AJI
- Adat Istiadat
- Pion dan Aulia
- Kepercayaan sebagai pemusatan ilmu Kebhatinan
-
▼
September
(15)
0 komentar:
Posting Komentar