Jumat, 16 September 2011

Prabu Muda Menuntut Palembang

Waktu Demak runtuh datanglah seorang pegawai tinggi dari sana ke Palembang, beliau mendirikan kesunanan Palembang itu di dengar Pangeran Pulun (prabu muda) beliau pergi ke Palembang menuntut daerah tersebut dari sunannya (1575). Daerah tersebut tadinya daerah Aji Sai yg telah di rampok Cina/Malaka dari Skandar Alam (penguasa dari Saguntang/Aji Sai) 1435. Sunan Palembang mengaku bahwa dia berhak atas daerah itu karena pernah dibawah kekuasaan Demak, sebenarnya dikuasai oleh Aji Sai yg waktu itu daerahnya bernama Jaya Abadi. Sunan Palembang tidak tau (pura-pura tidak tau) bahwa yg menguasai daerah itu adalah Raja Aji Sai. Setelah mengetahui hal ini, akhirnya Sunan Palembang mengajukan perdamaian dgn ketentuan/perjanjian bahwa mereka berdua saling mengakui kedaulatan masing-masing atas daerahnya yakni Sunan menjadi Raja di daerah Ilir (kira-kira daerah musi dan banyuasin sekarang) dan Prabu Muda tetap menjadi Raja di sebelah Ulunya (Jaya Abadi). Dalam tahun 1673 Kedemangan Palembang Darussalam diserahkan /di kembalikan Sultan Mataram (jawi) pada wakil Rajanya (Adipati Danureja) Pangeran Ratu Senopati di Tanjung Jati yg waktu itu oleh Mataram di namai daerahnya Komering. Daerah komering kira-kira daerah keresidenan (Resident) Palembang dahulu dengan skala berak (krui). Setelah di mataram terjadi kekacauan daerah kademangan Darussalam bangkit menjadi Kesultanan lagi, komering (sebelah pedalaman) tetap merdeka dibawah kekuasaan Baginda Agung tahun 1714 barulah dibawah pangeran Mas Lebung tahun 1778 seluruh komering dikuasai oleh Sultan Badarudin. Dalam rangka memadamkan sejarah/kejayaan Aji Sai (Jaya Abadi Komering)maka sultan Palembang mengabadikan Komering menjadi nama sungai komering sekarang yg dahulunya menjadi Sungai saka lanjutan dari way saka di ulu muara selabung (kota muaradua sekarang). Nama komering sebenarnya adalah nama seorang Hulu Balang (Bala) Sang Hiang Rakian Sakti dengan julukan Komering Raja Ngaruntak yg makamnya ada di Muara Selabung (Muaradua sekarang). Diantara Hulu Balang Sang Hiang Rakian Sakti ialah Sapurantau makamnya di Saka Tiga (Oki sekarang). Pada masa mataram menduduki Daerah Haji (Saka aji) maka pasukan mataram yg kembali ke Mataram/Jawi menyebut diri mereka sebagai Haji Mataram. Dahulu sewaktu Banten menguasai Jaya Abadi orangnya yg ada di Jaya abadi juga menamai diri mereka Haji Banten setelah mereka pulang ke daerah Jawa. Pasukan yg menyebut dirinya Haji Mataram dan Haji Banten telah mengetahui siapa sebenarnya Sang Hiang Rakian Sakti sebagai sesepuh di Alam nyata dan gaib dari wilayah Majapahit dahulu. Hanya saja sultan yg bersangkutan tidak mengakui secara nyata karena masih di pengaruhi hawa napsu dunia. Namun demikian Sultan Mataram (jawi) masih mengakui Raja-Raja Haji Sakti (aji sai) adalah keturunan Prabu Majapahit (Piagam Jawi/Mataram) tahun 1115 Hijrah (1703 masehi).

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
Template by : kendhin x-template.blogspot.com